Blogger templates

Natural Dhuha Industries

Berkomitmen tinggi dalam mengusung visi yang tinggi untuk menciptakan produk-produk yang benar-benar HALAL untuk kemaslahatan masyarakat

ROAD to INTERNATIONAL MARKET

Natural Dhuha Industries menuju pasar international dengan produk-produk yang berkualitas

WELCOME for INVESTOR

Natural Dhuha Industries menyambut dengan baik kepada para investor yang bergabung dengan kami yang mempunyai visi yang selaras yaitu tidak hanya berkembang secara bisnis tetapi juga secara sosial dengan menjunjung tinggi syariat

Produk Segar untuk Semua Kalangan

Natural Dhuha Industries berinovasi dengan menyediakan produk segar yang dapat dinikmati semua kalangan masyarakat

/*

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

*/

Rabu, 02 April 2014

Prospek Agroindustri Masa Depan

Agroindustri telah ditetapkan sebagai salah satu strategi pembangunan pertanian mendatang, dengan demikian aktifitas agroindustri harus dikembangkan disemua komoditas. Agroindustri yang mengakar kepada kesesuaian sumber daya dipedesaan dijadikan sebagai prioritas utama dengan tujuan penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kehidupan sebagian besar penduduk.
Saat ini, perekonomian Indonesia sedang mengalami pergeseran, dimana sektor primer secara berangsur mulai tergeser oleh sektor industri pengolahan dan manufaktur, perdagangan, jasa keuangan serta angkutan dan informasi. Proses indstrialisasi ini terlihat dari semakin besarnya pangsa PDB dari sektor industri pengolahan (Muchjidin Rachmat, 1995). Sampai saat ini, agroindustri secara akumulasi, relatif cukup berkembang, yang ditandai dengan meningkatnya beraneka ragam jenis produk agroindustri di dalam negeri antara lain :
  1.  Industri kecil makanan contoh : tahu, tempe, krupuk, the rakyat, dodol, opak, ranginang ketan, kripik, wajit, gula aren, sale pisang, kue basah dan kue kering.
  2.   Industri kulit, contoh : pakaian jadi dari kulit, kerajinan barang dari kulit, dan pakaian jadi dari tekstil.
Dan sebagian telah memasuki pasaran ekspor meskipun dalam jumlah yang terbatas.
Tabel. 2 Industri yang Tumbuh.
No.
Industri.
Unit.
1. Besar.
   3.967.
2. Sedang.
  35.002.
3. Kecil.
235.145.
4. Rumah Tangga.
379.905.
Sumber : BPS 1994.
Adapun kendala yang umum dihadapi dalam pengembangan agroindustri ialah :
  1. Volume produksi bahan baku yang relatif kecil dan tersebar.
  2. Sifat produksi bahan baku yang bersifat musiman.
  3. Lokasi terpencil dengan kondisi sarana dan prasarana angkatan yang kurang, sehingga ongkos transfortasi tinggi.
  4. Sebelum berkembangnya fasilitas ekonomi seperti pasar dan lembaga keuangan (Saptana dan Tahlim. S, 1996).
Untuk mengendalikan kendala-kendala tersebut, semua pelaku dalam sistem agribisnis harus saling mendukung, sehingga kendala-kendala tersebut dapat diminimalisasi. Pengembangan agroindustri dapat didorong melalui kebijaksanaan fasilitatif, seperti pembinaan, pelayanan kredit lunak, dan informasi pasar. Selain itu juga melalui pengembangan kemitraan usaha antara industri-industri dengan petani.
Pengembangan agroindustri yang mengakar kepada kesesuaian sumber daya dipedesaan dijadikan sebagi prioritas utama. Agroindustri yang berperan dalam peningkatan pembangunan pedesaan adalah :
  1. Berlokasi didesa atau kota yang memiliki aksesibilitas terhadap perekonomian desa.
  2. Kebutuhan bahan baku tersedia secara lokal.
  3. Mempunyai kaitan input – output yang besar dengan industri-industri lainnya.
  4. Padat tenaga kerja, terutama dapat menampung tenaga kerja setempat.
  5. Produk yang dihasilkan dalam jangka pendek dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional dan dalam jangka panjang mempunyai prospek pasar global.
  6. Skala usaha disesuaikan dengan potensi daerah dalam memproduksi bahan baku (Saptana dan Tahlim. S, 1996).
Untuk dapat menghasilkan industri yang mempunyai keunggulan kompetitif, menurut Baharsyah (1991), pengembangan agroindustri haruslah memperhatikan keunggulan komparatif, yang berarti didasarkan kepada ketersediaan sumber daya domestik dan menggunakan teknologi maju. Dengan demikian dapat dijamin kesinambungannya, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan tidak akan menguras devisa, untuk itu pula agroindustri haruslah merupakan bagian terintegrasi dengan sistem usahatani dalam suatu wilayah agroekosistem.
Menurut Wardoyo (1992), strategi oprasional pengembangan agroindustri seyogyanya dikaitkan dengan tujuan pembangunan wilayah pedesaan dalam arti luas, sehingga pengembangan agroindustri ini akan dapat berhasil bila berbagai faktor kunci diterapkan atas dasar penggunaan:
  1. Prinsip keunggulan komparatif.
  2. Tingkat teknologi yang kompatible dengan keterampilan masyarakat dan lingkungannya.
  3. Prinsip penggunaan bahan baku yang berkesinambungan.
  4. Perangkat institusi yang mampu mendorong iklim kegiatan tersebut.
Pertanian tradisional semakin berkurang pengaruhnya bagi negara yang sedang memacu diri kearah era industrialisasi. Agroindustri akan semakin berperan menggantikan pertanian tradisional. Dari berbagai penelitian dan pengamatan, diidentifikasikan berbagai daerah pertanian di Indonesia, dengan berbagai komoditas spesifik yang merupakan keunggulan komparatif dari setiap daerah, terhadap daerah lainnya. Optimalisasi penanganan komoditi spesifik ini akan memberikan manfaat maksimal bagi anggota masyarakat di daerah itu. Oleh karena itu, pengembangan agroindustri mempunyai prospek yang cerah, kaitannya dengan pengembangan pembangunan dipedesaan.