Agroindustri telah ditetapkan sebagai salah satu strategi pembangunan
pertanian mendatang, dengan demikian aktifitas agroindustri harus
dikembangkan disemua komoditas. Agroindustri yang mengakar kepada
kesesuaian sumber daya dipedesaan dijadikan sebagai prioritas utama
dengan tujuan penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kehidupan
sebagian besar penduduk.
Saat ini, perekonomian Indonesia sedang mengalami pergeseran, dimana
sektor primer secara berangsur mulai tergeser oleh sektor industri
pengolahan dan manufaktur, perdagangan, jasa keuangan serta angkutan dan
informasi. Proses indstrialisasi ini terlihat dari semakin besarnya
pangsa PDB dari sektor industri pengolahan (Muchjidin Rachmat, 1995).
Sampai saat ini, agroindustri secara akumulasi, relatif cukup
berkembang, yang ditandai dengan meningkatnya beraneka ragam jenis
produk agroindustri di dalam negeri antara lain :
- Industri kecil makanan contoh : tahu, tempe, krupuk, the rakyat, dodol, opak, ranginang ketan, kripik, wajit, gula aren, sale pisang, kue basah dan kue kering.
- Industri kulit, contoh : pakaian jadi dari kulit, kerajinan barang dari kulit, dan pakaian jadi dari tekstil.
Tabel. 2 Industri yang Tumbuh.
No.
|
Industri.
|
Unit.
|
1. | Besar. |
3.967.
|
2. | Sedang. |
35.002.
|
3. | Kecil. |
235.145.
|
4. | Rumah Tangga. |
379.905.
|
Adapun kendala yang umum dihadapi dalam pengembangan agroindustri ialah :
- Volume produksi bahan baku yang relatif kecil dan tersebar.
- Sifat produksi bahan baku yang bersifat musiman.
- Lokasi terpencil dengan kondisi sarana dan prasarana angkatan yang kurang, sehingga ongkos transfortasi tinggi.
- Sebelum berkembangnya fasilitas ekonomi seperti pasar dan lembaga keuangan (Saptana dan Tahlim. S, 1996).
Pengembangan agroindustri yang mengakar kepada kesesuaian sumber daya dipedesaan dijadikan sebagi prioritas utama. Agroindustri yang berperan dalam peningkatan pembangunan pedesaan adalah :
- Berlokasi didesa atau kota yang memiliki aksesibilitas terhadap perekonomian desa.
- Kebutuhan bahan baku tersedia secara lokal.
- Mempunyai kaitan input – output yang besar dengan industri-industri lainnya.
- Padat tenaga kerja, terutama dapat menampung tenaga kerja setempat.
- Produk yang dihasilkan dalam jangka pendek dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional dan dalam jangka panjang mempunyai prospek pasar global.
- Skala usaha disesuaikan dengan potensi daerah dalam memproduksi bahan baku (Saptana dan Tahlim. S, 1996).
Menurut Wardoyo (1992), strategi oprasional pengembangan agroindustri seyogyanya dikaitkan dengan tujuan pembangunan wilayah pedesaan dalam arti luas, sehingga pengembangan agroindustri ini akan dapat berhasil bila berbagai faktor kunci diterapkan atas dasar penggunaan:
- Prinsip keunggulan komparatif.
- Tingkat teknologi yang kompatible dengan keterampilan masyarakat dan lingkungannya.
- Prinsip penggunaan bahan baku yang berkesinambungan.
- Perangkat institusi yang mampu mendorong iklim kegiatan tersebut.